Impian itu Menggerakkan

Fren fren, en family nya fren fren, en Indonesia, need new mimpis. Big Big Dreams. Pake s. Banyak mimpinya, hehehe.
.
Udah lama kita ga bermimpi. Udah lama, perasaan, kita ga punya mimpi. Mimpi kita sekarang adalah datangnya bantuan orang, pertolongan orang, investasi orang. Bukan ide-ide gila. Bukan mimpi-mimpi gila. Ga berani. Udah banyak yg hidup matematis. Berdasarkan fakta. Berdasarkan keadaan. Hitam putih banget. .
.
“Oh, saya mah rangking boncel. Salah orang kali? Masa form beasiswa dikasih ke saya?”
.
“Buat bayar semesteran aja sering banget deg-degan, pegimana bisa mikirin kuliah di Jerman… Wuah… Mimpi…”
.
“Bisa apa OB kayak kita?” Sahut satu OB, disambut tawa kawan-kawannya. Tapi ada satu yang menyanggah. “Jangan gitu. Kita bakal jadi orang kaya…”. Yang laen nyambut-nyambut lagi gitu. “Hahahaha. Pala lu dari Hongkong…”. .
.
Belasan tahun kemudian, 1 group OB tersebut, tetep OB. Hanya pindah saja. Pindah perusahaan. Kerja sama yg nyanggah, di belasan tahun yg lalu.
.
Bermimpilah… Maka kau akan hiduper… Lebih hidup. Dan semoga tidak ada the loser yang komen jelek, datar. Lalu bener-bener dia tidak menemukan the new him, the new her, for several tahuns, until sadar, bahwa impian itu… Menggerakkan…